Selasa, 16 April 2019

Safin Terus Dorong Penerimaan Pendapatan Daerah Secara Online

Targethukumonline. Pati - Wakil Bupati Saiful Arifin (Safin), hari ini menghadiri rapat Evaluasi Pendapatan Asli  Daerah Triwulan I Tahun 2019 di Ruang Pragolo Setda Kabupaten Pati.

Dalam sambutan arahannya Safin menegaskan bahwa pendapatan daerah ini merupakan modal dasar bagi pelaksanaan pemerintahan sekaligus sebagai suatu kriteria penilaian bagi kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi, Selasa tgl (16/04/19).

"Karena itu, kami mengajak Saudara-Saudara sekalian untuk mencermati target dan realisasi pendapatan daerah pada triwulan pertama", ujarnya.

Ia pun menyampaikan apresiasi pada OPD dan kecamatan yang telah memenuhi target. "Dan bagi yang belum mencapai target, saya harapkan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya.

Karena kami senantiasa mengapresiasi setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan khususnya yang terkait dengan pelaksanaan retribusi daerah secara online", jelasnya.

Pihaknya juga mengaku akan terus mendorong agar semua proses pengelolaan pendapatan daerah dapat terlaksana secara transparan, efektif, efisien, dan mudah diakses oleh masyarakat.

"Kita tentu masih ingat bahwasanya di Jawa Tengah, Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang menjadi percontohan dalam hal transaksi nontunai", lanjut Safin.

Wabup juga meyakini bahwa banyak manfaat yang diperoleh lewat penerapan transaksi non tunai, salah satunya dapat meningkatkan transparansi transaksi yang bertujuan mencegah kejahatan dan kebocoran anggaran.

"Saya berharap masyarakat Kabupaten Pati juga tak alergi dengan penggunaan teknologi informasi dalam pembayaran retribusi daerah. Apalagi jika nantinya kita udah memberlakukan transaksi online di semua lini", harapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa Pemkab juga punya tanggung jawab untuk mengedukasi dan menyiapkan masyarakat agar siap dengan pemanfaatan teknologi tersebut.

"Jangan hanya meluncurkan program online tapi sosialisasinya diabaikan", imbuhnya.

Tak dapat dipungkiri, menurut Safin, tantangan terbesar Pemkab adalah merubah budaya masyarakat.

"Memang tak mudah mengalihkan kebiasaan mayarakat yang terbiasa melakukan pembayaran secara konvensional menjadi online, tapi kita harus tetap memulainya", tegas Wabup.

Ia juga yakin, target pendapatan daerah tahun 2019 Rp. 2.730.979.188.000,- yang telah terealisasi Rp. 607.823.563.979,-  atau mencapai 22,26% pada triwulan I ini bisa lebih ditingkatkan dengan melakukan sejumlah inovasi dan perbaikan dalam pelayanan.

"Demikian halnya dengan dengan capaian Pendapatan Asli Daerah yang pada triwulan I ini berada di angka 23,70%, tentunya akan dapat ditingkatkan dengan melakukan sejumlah terobosan", lanjutnya.

Berkenaan dengan hal itu, Wabup meminta kepada unit kerja yang terkait dengan berbagai jenis penerimaan baik berasal dari pajak daerah maupun retribusi daerah untuk berupaya dan berinovasi agar penerimaanya dapat terealisasi sesuai dengan yang ditargetkan.

"Bagi yang targetnya belum mencapai 25 % hingga triwulan I ini, hal itu harus menjadi perhatian pimpinan dan tenaga teknis pengelola pendapatan daerah.

Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam mengoptimalkan penerimaan harus dianalisis sebaik baik mungkin, sehingga kinerja kita bisa lebih baik pada triwulan berikutnya", pinta Safin.

Ke depan pihaknya berharap agar dalam menentukan target pendapatan daerah, senantiasa didasari data potensi  yang  akurat, terukur dan diperkirakan dapat direalisasikan.

"Untuk itu, saya berharap semua kepala OPD Kabupaten Pati dapat memberikan dukungan penuh dalam meningkatkan dan mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah.

Dan yang lebih penting lagi, mari kita tingkatkan partisipasi dan kesadaran seluruh komponen, pengusaha, wajib pajak maupun wajib retribusi.

Ayo kita semangati lagi tentang  pentingnya pajak dan retribusi bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat", pungkasnya. (ROI/humas)

Jumat, 05 April 2019

Panglima TNI Cek Kesiapan dan Netralitas Prajurit TNI di Jawa Tengah Menjelang Pesta Demokrasi

TH.Indonesia. Pati - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., bersama Kapolri Jenderal Pol M.Tito Karnavian menghadiri Apel Gabungan TNI - Polri dan memeriksa langsung kesiapan personel maupun materiil Yang digelar untuk Pengamanan Pemilu Presiden dan Legislatif Tahun 2019, Bertempat di Lanud Adi Soemarmo Solo Jawa Tengah, Jumat (05/04/2019).

Panglima TNI dan Kapolri tersebut tiba di lokasi pukul 09.20 WIB dan disambut langsung oleh Pangdam IV Diponegoro Mayjen (TNI) Mochamad Effendi dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono serta seluruh pimpinan TNI - Polri di wilayah Jawa Tengah.

Dalam Apel Gabungan tersebut, Panglima TNI dan Kapolri melakukan pengecekan pasukan dan berdialog langsung dengan Pasukan yang telah siaga di lapangan apel.

"Pahami, Pedomani dan tegaskan Netralitas TNI, laksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab untuk mengamankan dan mensukseskan Pesta Demokrasi 2019," Tegas Panglima TNI dihadapan 3.300 Personel TNI-Polri yang merupakan perwakilan dari berbagai satuan di wilayah Jateng dan DIY.

Adapun dari Kodam IV/Diponegoro telah menyiapkan 14.150 orang personel TNI untuk melaksanakan tugas perbantuan kepada Polri dalam mengamankan dan mensukseskan Pemilu 2019.
 
Seluruh Pasukan yang di perbantukan ke Polda seluruhnya berada di bawah kendali dari Polda, Pasukan yang tidak di BKO kan Standby On Call dan di bawah kendali Pangdam IV/Diponegoro.
 
Sebelum digelarnya Apel Gabungan ini telah dilaksanakan pula berbagai kegiatan pembekalan dan pelatihan, diantaranya Latihan parsial di tiap-tiap satuan, Latihan simulasi Pam Pemilu gabungan TNI-Polri, Latihan Tri Patra, dan Latihan TFG Pam Pemilu 2019.
 
Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan kesiapsiagaan dan kepercayaan diri para unsur pengamanan dalam mengamankan serta mensukseskan Pesta Demokrasi yang akan datang.

Disamping itu dalam apel gelar pasukan kali ini, selain mengecek kesiapan pasukan, Panglima TNI juga ingin memastikan bahwa para prajuritnya benar-benar memahami aturan perlibatan pasukan TNI dalam pengamanan Pemilu, termasuk pemahaman atas Netralitas TNI.

Dengan memahami aturan pelibatan pasukan TNI diharapkan tidak akan terjadi kesalahan prosedur dan dilapangan tidak terjadi kesalahpahaman.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI juga melakukan pengecekan kepada para Babinsa untuk memastikan kalau dukungan operasional Babinsa sudah diterima oleh para Babinsa sebagai ujung tombak TNI. Sebagaimana ketetapan Pemerintah, dukungan operasional Babinsa sudah ditingkatkan agar kedepanya para Babinsa dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, pungkasnya.

Selesai melaksanakan Apel Gabungan TNI-Polri, Panglima TNI dan Kapolri melaksanakan analisa dan evaluasi Pengamanan tahapan Pilpres/Pilleg wilayah Solo Tahun 2019.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri, Asops Panglima TNI, Kadiv Humas Polri, Waaster Panglima TNI serta segenap pejabat jajaran TNI dan Polri Jateng dan DIY. ($.zaenuri)

Selasa, 12 Maret 2019

Spot Selfi Mulai Tumbuh Bermekaran di Kampus Kehidupan TPA Sukoharjo Pati

Jateng7. Pati - Kala senja mulai berarak dilangit cakrawala TPA Sukoharjo, kampus kehidupan mulai mengeliat menampakkan jati dirinya berbenah, satu persatu menampilkan keindahan dengan aneka spot selfi yang mulai dibangun sang Begawan sesepuh FWP Begawan Alman Eko Darmo.

Spot selfi menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung TPA Sukoharjo Pati.

Tak bisa dipungkiri keindahan alam yang ada di TPA hamparan hijau pohon pohon yang mulai tumbuh bermekaran menambah pesona alam terkembang kampus kehidupan yang sekarang elok bagai seorang gadis cantik yang menawan yang menawarkan secangkir kopi dipagi hari.

Sang maestro Mr. Wawan dan Mrs. Ratna Septi Angraeni yang membuat lanskap denah yang ada makin semarak dengan aneka jembatan gantung, rumah pohon juga aneka tanaman obat obatan ataupun outbond menjadi pilihan yang menarik bagi para pengunjung untuk menikmati aneka spot di TPA Sukoharjo Pati yang menjadi sekretariat FWP (forum wartawan pati), Rabu tgl (13/03/19).

Apalagi di atas bukit mulai dibangun saung - saung yang nantinya menjadi menu menarik siap saji dengan berbagai aneka olahan masakan khas ikan nila, gurame, lele dan aneka masakan dengan bumbu-bumbu asli rempah rempah peninggalan resep dari para ahli di bidangnya terutama masakan dengan sambal terasi khas kota Pati.

Nampak dari sudut sudut TPA yang mulai berhias mulai menunjukkan pesona yang luar biasa, walaupun satu sisi tenaga yang ada hanya sang Begawan dan sang Maestro dibantu oleh Ratna & Sukro yang berjibaku agar kedepannya nilai nilai historikal yang ada menjadi pembelajaran atau proses belajar back to nature atau belajar kembali ke alam.

Sebuah proses edukasi yang sangat penting bagi anak-anak generasi millineal akan pengenalan kepada alam dengan berbagai habitat tumbuh tumbuhan (obat obatan) maupun tanaman buah-buahan yang sudah mulai tumbuh bermekaran sesuai dengan manfaat yang ada dan fungsinya masing-masing.

Anugerah yang luar biasa bagi kampus kehidupan TPA Sukoharjo akan menjadi barometer dari sisi ekonomi maupun wisata alam menjadi pilihan yang tepat guna akan sebuah proses pendidikan alam terkembang sekarang ini.

Walau berat dalam sebuah perjalanan saat ini tanpa adanya proses kristalisasi keringat hambar terasa, buah dari pada proses itu sendiri akan dinikmati oleh anak cucu kita nantinya dengan segala jerih payah selama ini.

Semoga TPA Sukoharjo menjadi bukti yang nyata akan kiprah sang Begawan menjadi kunci sukses kedepannya dengan harapan TPA menjadi alternatif tempat wahana bermain maupun edukasi kampus kehidupan yang nyata. ($.wijaya)

Senin, 04 Maret 2019

Tradisi Grobog Boyong Napak Tilas Sejarah Perpindahan Kabupaten Grobogan

Jateng7. Grobogan - Perayaan tradisi Boyong Grobog dalam rangkaian hari jadi Grobogan ke 293 di kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan berlangsung meriah. 
Masyarakat Kabupaten Grobogan,  menyaksikan prosesi Kirab Boyong Grobog.

Sejarah asal mula kadipaten Grobogan.

Tradisi ini menceritakan proses perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan, Minggu (03/03/19). 

Kirab tersebut dihadiri oleh Bupati Grobogan, Sekda, FKPD, DPRD, seluruh jajaran Muspika Kecamatan Grobogan, dan kepala desa se-Kabupaten Grobogan dengan  mengenakan pakaian beskap jawa. 

Dalam acara  boyong grobog dipimpin langsung oleh Bupati Grobogan   yang dikuti oleh belasan kelompok seni reog, barongan, drum band dan puluhan peserta dengan kostum prajurit kerajaan.

Prosesi budaya ini menjadi hari ulang tahun kabupaten Grobogan ke 293, yang jatuh pada tanggal 3 Maret, yang digelar di sepanjang jalan Pangeran Puger, Kecamatan dan Kabupaten Grobogan, sehingga menarik perhatian masyarakat sekitar.  

Ribuan warga tumpah ruah memadati tepi   Jalan Raya Purwodadi-Pati. Prosesi kirab Boyong Grobog dimulai dari kantor Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan hingga ke pendapa kabupaten yang letaknya di Purwodadi.  

Dalam acara tersebut, dikirab pula sebuah grobog kuno dari kayu jati berukuran sekitar 1 x 1 meter. 

Perabot grobog ini dulunya dipakai menyimpan dokumen pemerintahan saat boyongan dari Kecamatan Grobogan ke Purwodadi. 

Grobog ini dinaikkan dalam dokar dan dikawal beberapa orang berpakaian layaknya prajurit zaman kerajaan.

Pada prosesi ini diceritakan  muasal  sejarah Kabupaten Grobogan pada masa Sunan Kalijaga. Grobog (kotak) yang berisi dengan senjata pusaka kerajaan dipindahkan dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi. 

Bersamaan dengan itu, ibu kota Kabupaten Grobogan pindah dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi saat ini.

Ketua panitia Boyong Grobog  saat dimintai keterangan mengatakan,” kirab ini bertujuan untuk menceritakan kembali asal mula perpindahan pusat pemerintahan yang terletak di Kecamatan Grobogan dipindah ke Kecamatan Purwodadi. 

Tradisi ini juga untuk menghargai jasa para pahlawan dan upaya melestarikan budaya daerah,”ujarnya kepada media.

”Kegiatan ini sebagai bentuk wujud uri-uri budaya daerah dan memberikan semangat gotong royong dari warga masyarakat,” ungkapnya.

Diceritakan pula, “bahwa grobog adalah asal mula terbentuknya kabupaten Grobogan. 

Dimana saat zaman kerajaan Majapahit yaitu tepatnya ada pasukan kerajaan yang diutus untuk mengirim senjata pusaka kerajaan dan dimasukan dalam kotak atau grobog. 

Rombongan tersebut kemudian bertemu dengan perampok dan mereka lari meninggalkan grobog.

Selanjutnya oleh Sunan Kalijaga, para perampok tersebut berhasil dikalahkan dan merebut kembali grobog. 

Kemudian tempat tertinggalnya grobog itu dinamakan Grobog atau Grobogan. 

Sementara itu, pada awal terbentuknya Kabupaten Grobogan hanya meliputi beberapa wilayah saja yaitu Sela, Teras, Karas, Wirosari, Santenan, Grobogan, dan beberapa daerah di Sukowati bagian Utara Bengawan Solo dengan adipati/ Bupati pertama adalah Pangeran Puger. 

Namun lambat laun, wilayah Kabupaten Grobogan kemudian ditetapkan menjadi seperti sekarang ini dengan jumlah 19 kecamatan.

”Pertama kali Grobogan dipimpin oleh Adipati Pangeran Puger, dari data yang ada Kabupaten Grobogan dengan ibu kota Grobogan pindah ke kota Purwodadi terjadi pada Tahun 1864,” terang dia.

Selain menceritakan perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan, kirab boyong grobog juga diikuti rombongan petani yang membawa 10 gunungan hasil pertanian dari masing-masing desa di Kecamatan Grobogan. 

Gunungan tersebut mengandung filosofi agar hasil pertanian masyarakat semakin melimpah dengan diadakannya sesembahan gunungan hasil pertanian, kemudian gunungan itu, diperebutkan oleh warga sekitar.

Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan, acara ini merupakan peringatan hari jadi ke-293 Kabupaten Grobogan.  

"Saya mengucapkan selamat ulang tahun Grobogan ke 293, semoga lebih baik, bisa sejahtera secara utuh dan menyeluruh, mari kita bersama membangun Kabupaten Grobogan yang lebih bagus," kata bupati saat memberikan sambutan di lokasi acara.

Menurutnya, Boyong Grobog bermakna pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan ke wilayah Purwodadi, sebelumnya berada di Kelurahan Grobogan. 

"Makna Boyong Grobog pada sejarahnya, bahwa letak pemerintahan dulu di Kecamatan Grobogan, tepatnya di Kelurahan Grobogan, kini di Kelurahan Purwodadi," jelasnya.

Masih Bupati Grobogan  menceritakan,”boyong grobog adalah satu sejarah yang harus kita uri-uri. 

Dimana agar anak cucu kita nantinya bisa tahu tentang sejarah perpindahan pemerintahan Kabupaten Grobogan, yaitu dari Grobogan dipindah ke Purwodadi.

”Ini adalah kegiatan ke empat yang harus di uri-uri oleh warga masyarakat dalam rangka kegiatan Boyong Grobog. 

Mudah-mudah bisa kita tingkatkan agar nilai histori Kabupaten Grobogan tidak akan luntur,” kata Bupati.

Menurutnya, kegiatan Boyong Grobog sendiri perlu dilestarikan sebagai aset budaya daerah. 

Seperti daerah lain, seperti di Pati ada tradisi Meron, Solo ada Sekaten. Pihaknya mengatakan, “sebelumnya tradisi Boyong Grobog adalah inisiatif masyarakat. 
Kemudian setelah berjalan tiga tahun, kegiatan tersebut ditangani oleh panitia Kabupaten.

”Kedepan akan kita jadikan kegiatan ini sebagai rutin tahunan, dengan lebih menata lagi dan evaluasi agar lebih baik lagi untuk menarik wisatawan dari luar,” pungkasnya. ($.wijaya)

Minggu, 03 Maret 2019

Ajaran Sedulur Wong Samin, Budaya Leluhur Kapitayan Orang Jawa

Jateng7. Sejarah - Ajaran Wong samin sikep "mbancik agama adam" adalah bentuk pengakuan dalam pemahaman saminisme, "wonge sikep agomone adam".
Masyarakat umum menyebutnya WONG SAMIN, sebagian juga menyebutnya sedulur SIKEP.

Wong Samin ; Mbancik agama Adam sebagai ajaran leluhur.

Wong samin, menurut ajaran sikep adalah, "sami-sami" atau sama yang diartikan "saudara sebagai manusia saya juga manusia", "saudara sebagai makhluk, saya juga makhluk".

Seperti itulah pengertiannya dalam bahasa wong samin atau sikep. Sedulur sikep atau Wong Samin menjunjung tinggi "roso paseduluran, gotong royong tanpo nyawang kowe sopo lan agamamu opo kabeh kuwi sedulur yen gelem di'daku mergo kabeh jejere manungso iku nglakoni sing jenenge "SIKEP" yen gelem NGAKONI.

Baik, wong samin atau sedulur sikep itu hanya sebutan dari masyarakat diluar komunitas sikep saja, yang dijadikan PENGAKUAN dalam ajaran sikep adalah Wong sikep mbancik agama adam. Apakah ini ajaran Hindu.....? BUKAN....!!!

Ajaran asli Nusantara terdahulu yang masih terekam pada Saminisme bukan Hindu dan bukan Animisme atau Dinamisme, itu hanya LABELING barat saja.

Paham dan dasar Saminisme ini sudah ada terlebih dahulu sebelum ajaran yang bernama AGAMA ada di muka bumi. 

Banyak terekam dalam budaya asli Nusantara misalnya Kapitayan, Sundawiwitan, Marapu, Aluktodola, Kaharingan, Tolotang, Tengger, Bali dan lainnya.

Lanjut tentang SAMIN, orang diluar komunitas sikep mengkelompokkan wong samin sikep menjadi 4 bagian ;

1. Samin amping-amping : Orang yang mengaku samin tapi prilakunya tidak seperti samin.

2. Samin sangkak : Orang samin yang prilakunya sangkak, misal jika ditanya "ape neng ndi lur..? dijawab "ape meng'arep!" ditanya "teko ngendi lur...? dijawab "teko mburi!".

3. Samin sumoroto : Orang samin ini lebih terbuka terhadap orang diluar komunitas samin.

4. Samin dlejet : Orang samin yang kukuk menjaga tradisi samin, orang samin ini agak tertutup dengan orang diluar komunitas.

Itu adalah penilaian orang diluar komunitas sedangkan Wong Samin atau SIKEP mempunyai prinsip sendiri. 

Bahwa "Ajaran iku ninggal nggowo, endi sing ditinggal endi singdigowo kudu biso dimangerteni, sebab iki wes tatanan jowo kudune MAPAH GEDANG".

Nyandang penganggo belang blonteng, batik lurik abang ijo kuning putih ireng sing penting bener pengucape, becik kelakuane", "iku sing bakal dadi". Yang lebih penting dan menarik adalah kata :" 

Mbancik Agama Adam ""ADAM" Kata ini banyak terdapat pada ajaran asli Nusantara terdahulu yang masih terekam jejak sejarah hingga sekarang ini.

AGAMA KAPITAYAN, dalam keyakinan penganut kapitayan di Jawa, leluhur yang pertama kali dikenal sebagai penganjur Kapitayan adalah Danghyang Semar
manusia, pertama yang di turunkan ke dunia sesudah Adam.

Dalam kitab kuno Pramayoga dan Pustakaraja Purwa Silsilah Nabi Adam sampai Danghyang semar dijelaskan sebagai berikut ; Nabi Adam => Nabi Syis => Anwas dan Anwar => Hyang Nur Rasa => Hyang Wenang => Hyang Tunggal => Hyang Ismaya => Wungkuhan =>.

Smarasanta (Semar) hampir di setiap ajaran asli Nusantara terekam tentang ADAM, dari mana mereka tahu dan paham tentang manusia pertama, siapa yang mengajarkan nya....? Tentulah sebuah peradaban yang sudah sangat maju.

Mari kita lanjut tentang Kapitayan jawa, ini bukan HINDU, dalam keyakinan penganut Kapitayan, leluhur yang pertama kali sebagai penyebar Kapitayan adalah Dang Hyang Semar putera Sang Hyang Wungkuham keturunan Sang Hyang Ismaya.

Yang mengungsi ke Nusantara bersama saudaranya Sang Hantaga (Togog) akibat banjir besar di Negara asalnya dan akhirnya Semar tinggal di Jawa dan Togog di luar Jawa.

Sedangkan saudaranya yang lain yaitu Sang Hyang Manikmaya, menjadi penguasa alam ghaib kediaman para leluhur yang disebut Ka-Hyang-an.

Secara sederhana, Kapitayan dapat digambarkan sebagai suatu ajaran yang memuja sembahan utama yang disebut Sanghyang Taya yang bermakna hampa, kosong, suwung, awang uwung.

Suwung, Moksa, Fana, Manunggaling kawula marang Gusti, Taya bermakna yang absolute, yang tidak bisa dipikirkan dan dibayang bayangkan, tidak bisa didekati dengan panca indera.

Dasar pemahaman ini adalah membuktikan bahwa ajaran Kapitayan mengenal Tuhan yang maha Tunggal, ini bukan Animisme atau Dinamisme.

Orang jawa kuno mendefinisikan Sanghyang Taya dalam satu kalimat"Tan kena Kinaya Ngapa" yang artinya tidak bisa diapa-apakan keberadaan-Nya. Kata Taya bermakna tidak ada tapi ada, ada tetapi tidak ada.

Untuk itu agar bisa dikenal dan disembah manusia, Sanghyang Taya digambarkan mempribadi dalam nama dan sifat yang disebut Tu atau To,Yang bermakna seutas benang, daya ghaib yang bersifat Adikodrati.

Tu atau To adalah tunggal dalam dzat, Satu pribadi. Tu Lazim disebut Sanghyang Tu-nggal, Dia memiliki dua sifat, yaitu kebaikan dan ke-tidak baikan. Tu yang bersifat baik disebut Tu-han dengan nama Sanghyang Wenang.

Bentuk kontemplasi spiritual untuk mencapai kesempurnaan tampil pada arca orang duduk bersila di Borobudur, ini bukan patung Buddha. Tu yang bersifat tidak baik disebut han-Tu dengan nama Sang Manikmaya.

Baik Sanghyang Wenang dan Sang Manikmaya adalah sifat saja dari sanghyang Tunggal yang Ghaib. 

Oleh karena Sanghyang Tunggal dengan dua sifat utamanya itu bersifat ghaib, untuk memujanya dibutuhkan sarana yang bisa didekati oleh panca indera dan alam pikiran manusia.

Ajaran ini sudah ada terlebih dahulu sebelum ajaran yang bernama AGAMA ada di muka bumi, ajaran Kapitayan adalah ajaran yang masih merekam peradaban luhur Nusantara.

Begitu juga Tengger, Baduy, Kaharingan, Aluk to dololo, Marapu, Samin, Bali dan lainnya ini semua bukan Hindu, Bukan Animisme dan Dinamisme.

Tidak menyembah roh nenek moyang atau ruh yang berada di gua dan gunung...,Tidak...!!!

Ajaran asli Nusantara terdahulu lah yang mendasari ajaran yg tumbuh di india. Pada masa peradaban Lemuria surut sekitar 75.000 SM, kemudian peradaban Atlantis (yang hilang), Sekitar thn 5.000 SM, yang semua peradaban maju terdahulu itu berpusat di Nusantara, terekam dalam jejak (manuskrip) berita Ramayana dan Mahabarata. ($.wijaya)

Perampasan HP Oleh Orang Tidak Dikenal di Warung Mie Ayam Puri Cukup Meresahkan

Jateng7. Pati - Suasana kota Pati setelah mendapatkan piagam Adipura semakin bersih dan nyaman untuk dinikmati para pengguna jalan, baik para pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati sajian kuliner khas Pati maupun yang sekedar transit untuk melihat suasana kota Pati menjelang malam hari tiba, Minggu tgl (03/03/19).

Korban Anggi yang masih shock.

Hal inilah yang akhirnya kabupaten Pati yang ada di garis Pantura selalu ramai dengan aneka macam kegiatan baik dikomunitas raider, kalangan anak muda maupun para sesepuh komunitas motor ataupun mobil lainnya yang selalu ramai akan kegiatan dimalam hari dengan suasana kerlap kerlip lampu kota.

Namun pada akhir akhir ini telah terjadi tindakan kriminal yang cukup tinggi, setelah cukup sukses Polres Pati membekuk kawanan begal/curanmor dan berhasil mengamankan 35 kendaraan roda dua yang berhasil disita dari sindikat tersebut.

Naasnya pada pagi dini hari tepat pada pukul 03.40 WIB seorang pekerja wanita sebut saja Anggi (asal kudus) yang baru saja mengantarkan temannya disalah satu dekat halte puri depan SMPN 04 Pati telah terjadi perampasan HP Oppo F9 oleh seorang pengendara sepeda motor yang saat itu sedang nongkrong di warung mie ayam/baso turut desa Puri.

Kronologis kejadian berlangsung sangat cepat karena merasa diawasi oleh kedua orang tersebut saat mengantar temannya di warung mie ayam dan karena ketakutan akhirnya korban Anggi (27thn) lari ke dalam mobil dalam keadaan masih shock, selang beberapa saat salah satu oknum tersebut mengambil HP yang tertinggal di warung mie ayam tersebut, dengan langkah gemetar korban yang lari kedalam mobil Brio warna merah hati mengawasi orang tidak dikenal yang disinyalir sering nongkrong di dekat warung dan korban langsung pulang ke Kudus (rumah) dalam keadaan was was.

Sangat disayangkan akan kejadian tersebut bukan masalah materi atau HP yang baru saja dibelinya, namun keadaan kota Pati yang sudah kondusif ini jangan sampai tercederai oleh oknum tidak dikenal yang akhirnya bisa mengakibatkan tindakan kriminal lainnya dan berkembang dengan resiko yang lebih tinggi. ($.wijaya)

Misteri SMAN 02 Pati, Aroma Mistis Sang Ratu Dewi Ayu Safitri Menebar Maut

Jateng7. Pati - Misteri SMAN 02 Pati menyimpan banyak misteri yang tersembunyi, sejak berdiri pada dekade awal tahun 1970 SMAN 02 Pati menjadi favorit pilihan rujukan anak anak SMP yang ingin melanjutkan ke sekolah tingkat atas atau SMU, Jum'at tgl (01/03/19).

Hawa mistis yang menyelimuti area sekolah di SMAN 02 Pati.

Hingga kini para murid murid lulusan SMAN 02 Pati telah banyak mengisi formasi tata pemerintahan di kabupaten Pati, baik sebagai pegawai negeri, guru maupun wirausaha, jaksa, politikus dan lain sebagainya.

Banyak fenomena dalam kehidupan di dalam sekolahan tersebut yang hingga kini masih tersimpan dan tertutup rapat baik dikalangan para pelajar maupun para pengajar yang ada sekarang ini.

Tidak banyak yang tahu bahwa hampir setiap tahun para siswa atau siswi yang yang menuntut ilmu disitu meninggal dunia dikarenakan sawab keganasan dari Kanjeng Ratu Dewi Ayu Safitri penguasa kerajaan gaib yang ada di area dalam gedung sekolahan tersebut terutama gedung "Sasana Langen Suka" aula tempat olahraga atau pertemuan.

Kanjeng Ratu Dewi Ayu Safitri adalah seorang ratu ghoib yang mempunyai banyak pasukan kerajaan yang mendiami area khusus sekolah SMAN 02 Pati.

Hal inilah yang hampir tidak pernah terungkap oleh orang awam bahwa tumbal yang berupa nyawa seorang siswa atau siswi terus kehilangan nyawanya tanpa ampun sebagai tumbal kerajaan ghaib tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap acara baik caraka malam yang diadakan oleh Pramuka pasti ada bakar dupa disepanjang acara, pernah ada kejadian siswa siswi kesurupan masal pada waktu itu.

Dan hampir dipastikan kenapa yang menjadi korban di kelas XII IPA 1 dan XII IPS III hingga mayoritas siswa yang meninggal hingga kini.

Apakah kelas tersebut telah menjadi syarat tumbal dari sang Ratu ghoib atau ada kelas yang lainnya yang belum terungkap selama ini.

Pasar ghoib atau pasar setan yang terletak dilapangan basket, setiap menjelang sore hari setelah maghrib selalu ada aktifitas yang selalu ramai dengan segala macam hiruk pikuk para penghuninya, baik pasar malam maupun hiburan Gending Jawa dengan aroma mistis yang ada.

Dan satu hal ada yang unik di depan laboratorium kimia, ada sosok patung Ganesha yang selalu menatap tajam kebarat menarik untuk dicermati bahwa disitu ada hal masih menyimpan misteri besar selama ini.

Pada waktu itu seorang pelajar siswi bernama Novita (samaran) hampir menjadi korban keganasan sang Kanjeng Ratu Dewi Ayu Safitri, sempat koma hampir satu bulan di rumah sakit Mardi Rahayu Kudus pada waktu itu masih kepala sekolah Drs. Sutowo dan wakil kepala sekolah Budi Sulistyo almarhum.

Kondisi pada waktu itu sang siswi sempat dibawa ke kerajaan ghoib dan disandera sukma'nya hingga berminggu-minggu koma tak berdaya tak sadarkan diri dirumah sakit, yang akhirnya sempat terjadi perlawanan dengan sang Ratu oleh satu sosok (misterius) yang menolong korban hingga berhari hari saling serang laga yang melelahkan hampir memporak-porandakan kerajaan tersebut, selesai pertarungan yang hebat dan akhirnya selamatlah sang siswi (Novita) terlepas dari maut.

Korban korban yang mulai berjatuhan setiap tahunnya menjadi tumbal keangkeran sekolah SMAN 02 Pati Sang Ratu telah memilih calon calon korban (tumbal) yang akan datang, yang satu gugur kan bertumbangan silih berganti menjemput ajalnya.

Dilihat dari sudut ilmu metafisika sangat menarik untuk dicermati apakah ada hubungan hubungan secara non fisik selama ini, bau anyir darah, mayat hidup bahkan bau menyengat berupa kembang kuburan kadang sebagai pengantar saat pelajaran dimulai.

Tabir hitam yang menyelimuti area sekolah menjadi fenomena selama ini, suara gemericik kereta kencana sang ratu dengan pakaian khas kerajaan dan ribuan pasukan (prajurit) yang mengiringi selalu mengintai maut para pelajar yang ada dalam cengkeraman sang sang ratu.

Tidak bisa dipungkiri para pemangku jabatan baik kepala sekolah maupun staf pengajar telah melakukan tugasnya dengan baik, namun apakah ada solusi yang tepat guna yang telah dilakukan selama ini dengan cara ruwatan (doa bersama) secara menyeluruh agar tidak jatuh korban kembali.

Mengapa fenomena ini berlangsung secara terus menerus jangan sampai dunia pendidikan khususnya di SMAN 02 Pati kembali berduka kehilangan nyawa putra putri terbaiknya, sebagai harapan masa depan keluarganya ataupun sebagai penerus (tulang punggung) kehidupan berbangsa dan bernegara ini. (bersambung)

Related Post

.